Tour de Sumatera

Yuk lanjut cerita pulang kampungnya, setelah seminggu kemarin akhirnya kita benar2 sakit: Célia, mamanya..... Sebetulnya sih kita ngga terlalu banyak visit2 krn waktu yg kurang memadai dan kita sudah lama ngga ketemu sama sodara2, jadinya banyak ngobrolnya dibanding jalan2.

Kapan? 19-21 Desember 2008

Nginep di mana? malam pertama di the Hills, bukittinggi Rp 620.000,- utk kamar deluxe (superior yg lbh murah ngga available) dg voucher hotel, malam ke dua di hotel Uda Nas, alias di rumah sodara ;-) krn ngga dapat tempat di Harau Echo homestay. Nyesel ngga nyesel juga, ngga jadi nginep di Harau: nyesel krn tempatnya benar2 breathtaking, ngga nyesel mengingat insiden nyamuk di pulau utk Célia (I think that she needs to stay away from the nature for the time being). The Hills adalah nama baru Novotel Bukittinggi sejak awal 2008. Saya suka dg arsitekturnya yg agak2 oriental. Interiornya bagus, kamarnya sedang lah ngga gede2 amat. Cuma.... ada cumanya, ngga ada sistem isolasi suara. Walhasil, kita semalaman dihibur oleh suara penyanyi di lantai bawah (hotelnya cuma 3 lantai). Dan pagi2 terdengar suara motor digas kenceng2 he he he. Sesuai dg namanya, hotel ini berada di ketinggian, kita bisa lihat Jam Gadang dan Ngarai Sianok. Buffet makan pagi.... uenak dong, pake gule lagi he he he maklum di padang! Kolam renangnya bagus. Lucunya orang2 pada berenang pake baju komplit (jeans + kaos) kelihatannya mrk ngga bawa baju renang. Kalo di perancis kan dilarang berenenang kalo ngga pake baju renang.

Apa saja yg dilihat? Air terjun Lembah Anai, on the way dari Padang ke Bukittinggi, Jam Gadang di Bukittinggi.... klasik lah. Karena kita sampai sudah malam, kita ngga jalan2 di kota Bukittinggi nya.

Lembah Harau di Payakumbuh. Saya dengar daerah ini dari internet. Pemandangannya benar benar menakjubkan. Kita dikelilingi oleh bukit2 batu, sawah, air terjun. Bisa kebayang ngga nginap di home stay ini? Di sana juga ada semacam taman wisata: ada ayunan, kemidi putar, sepeda air. Di kebun binatang2an ada rusa, kelinci, beruang (saya ngga sempat lihat) yg sangat disayangkan dalam keadaan tidak terurus (sama tidak terurusnya dg taman bermain). Kelinci2 malang tersebut kelihatannya belum dikasih makan. Célia dan sepupu2nya sibuk mengasih rumput2an dan air. Kalau mau, kita juga bisa tracking /hiking di beberapa jalur tracking yg menanjak.

Danau Singkarak. Kita stop minum kopi di pinggir danau Singkarak dalam perjalanan pulang dari Lembah Harau ke Padang.

Teluk Bayur. Kita cuma stop utk foto2 dari perjalanan pulang Bungus - Padang.

Makan apa aja? Gulai, gulai dan gulai he he he. Pernah sutris juga pas diajak ke rumah Sodara di Bungus, eeeeh ngga ada makanan utk Célia. Disediainnya gulai kepala ikan khas Bungus. Akhirnya digorengin telur mata sapi tapi Célianya malah prefer makanin krupuk singkong pedes..... Lucu deh gulai kepala ikannya bener2 kepala doangan. Jadi daging ikannya ngga banyak. 2 kepala ikan yg besar utk 6 orang.... berebutan lah.

Di Harau kita makan krupuk segede bagong (liat foto), gimana ya ngegorengnya supaya ngga patah ? Wajannya super guede kali ya :-)

Jajanan khas SumBar: kripik2an, krupuk2an. Kita selalu mengasosiasikan krupuk sanjay sbg makanan kecil khas SumBar, ternyata (kata sodara gue), krupuk yg benar2 khas itu yg rasanya spt emping (tapi lebih besar dr emping) dan ada cabenya (maaf tidak difoto). Sop buntut juga katanya aselinya dari SumBar (apa sodara gue itu terlalu nasionalis eh regionalis ya ha ha ha).

Kesimpulan: Harus kembali ke Sumatera lagi! dan lebih lama!